Halaman

Rabu, 26 Oktober 2011


Lokananta

Aset Bangsa Yang Tercampakkan

Pegawai Lokananta


Matahari dan Lokananta

           Dalam pewayangan, lokananta adalah gamelan khayangan milik batara guru yang selalu mengalun merdu meski tanpa ditabuh. Nama itu diadobsi untuk pabrik piringan hitam pertama yang berdiri 29 oktober 1956. Sejak awal, Lokananta ditugasi untuk merekam dan memproduksi piringan hitam sebagai bahan siaran 27 studio RRI di seluruh Indonesia.


Di masa jayanya, perusahaan label milik pemerintah itu kian mantap merajai pasar nasional. Sejumlah seniman besar seperti Gesang, Waljinah, dan Titik Puspa. lahir dari dapur rekaman lokananta. Master rekaman mereka pun masih tersimpan rapi bersama bukti rekaman musik daerah seluruh Indonesia. 40 ribu keping piringan hitam dan koleksi berharga yang dimiliki lokananta dapat dijadikan sebagai tempat mengenal khasanah musik Indonesia.
Pita Master Rekaman
Sampul Lawas


Namun tak seindah namanya, nasib pabrik piringan hitam itu kian merana. Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) yang menjadi induk Lokananta malah menelantarkannya. Lokananta dipaksa menghidupi dirinya sendiri untuk merawat aset-aset yang tersisa. Kini, daun kalender sudah menunjuk angka bertambahnya  usia lokananta. Bilangan 55 tahun menjadi renungan kita, pewaris musik yang mencampakkan aset bangsa.

Koleksi Lokananta

Piringan Hitam


Foto dan Teks: Maulana Surya

Tidak ada komentar: